bakat dan talenta

Wednesday, August 10, 2016

Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Bisnis



                 Crossan et. al. (2013) dalam Journal of Academy of Management Learning & Education, 2013, Vol. 12 dari Western University, London, Ontario, Canada membahas mengenai pentingnya pendidikan Karakter dan Kepemimpinan di Sekolah Bisnis. Ia menyinggung mengenai bagaimana para pebisnis banyak melakukan tindakan tidak etis dalam menjalankan bisnis mereka, dan merugikan para konsumen. Crossan dkk (2013) mengutip sejumlah ahli lain bahwa Pemimpin usaha memerlukan Karakter, Kompetensi, dan Komitmen, untuk bisa menjalankan pekerjaan yang penuh tantangan dan untuk mengejar keuntungan dalam bisnis mereka (Gandz, Crossan, Seijts, & Stephenson, 2010; Thompson, Grahek, Phillips, & Fay, 2008).
               
                Karena itulah, maka ESQ mendirikan ESQ Bussiness School, sebagai bentuk Kontribusi Nyata untuk melahirkan para Pemimpin yang Cerdas Berkarakter dan Profesional.
Diantara sejumlah Keunggulan ESQ Business School adalah :
             Pengajaran berbasis Metode Spiritual, Kreativitas dan Intelektual (SKI) Kolaborasi Dosen,
Mentor dan Trainer dalam proses pembelajaran
             Training ESQ sampai tingkat Terakhir
             Mata Kuliah Character Building di setiap semester
             Penerapan pengembangan diri melalui Anchor Project
             Penilaian Personal Core Values mahasiswa secara periodik
             Lingkungan Kampus bernuansa bisnis dan profesional
             Sertifikasi Profesi bertaraf internasional
             Peluang kerja dan pelatihan usaha bagi lulusan

Untuk mendaftarkan Putra-Putri anda di ESQ Bussiness School, anda bisa datang langsung ke Menara 165, Lantai 19, Jl. TB Simatupang, Kav. 1, Cilandak, Jakarta Selatan. Atau bertanya via Telp : 021-2940-6969 atau kunjungi situs ESQ Bussiness School di : http://ina.esqbs.ac.id. bisa juga dengan menghubungi saya, via telp : 0856-9311-9026.

Sunday, November 01, 2009

mengajar ala international school.. mudah sekali kok




baru 3 hari yang lalu saya memberi pelatihan di Serang. bukan di sebuah sekolah bergengsi. tapi di sekolah yang (masih patut) mendapatkan bantuan (bahkan dari jepang-JICA), bukan hanya dari dalam negeri saja (bantuan yang harus diberikannya..)

sang kepala sekolah bercerita, bahwa seorang anak muridnya pernah berkata; "kalau saya lurus, saya tak akan bersekolah di sini. justru karena saya perlu diluruskan, maka saya disekolahkan disini". siswa itu lulus dengan nilai tertinggi dari sekolah itu pada tahun itu.

namun dari perkataannya saja, tentu pembaca bisa mendeteksi, kira-kira seperti apa siswa-siswi di sekolah tersebut. ya. jenis siswa yang masih harus dijemput oleh kepala sekolah saat ujian nasional, siswa yang berasal dari keluarga kekurangan, yang bahkan sekolah membayar salah seorang muridnya untuk bersekolah disitu, dengan memberinya pekerjaan sebagai pembersih ruangan di sekolah.

malam ini, satu sms masuk. "Mohon doanya, nilai ulangan siswa naik, dan mereka makin betah di sekolah"
lalu saat saya gagal menelepon kepala sekolah itu, ia balas menelepon saya.

"sudah ada 3 guru mata pelajaran yang berbeda yang menerapkan metode mengajar yang diajarkan dalam training kemarin, dan nilai ulangan mereka naik 200-300%. dari biasanya hanya 2 orang di kelas 2A yang mendapat nilai 100, sekarang ada 6 orang, dan dari 6 orang di kelas 2B yang biasanya mendapat nilai 100, kini ada 13 orang, hampir separuh dari jumlah siswa di kelas itu"

padahal, saya hanya sempat mentrain guru selama 1,5 jam. dan hanya memberikan 2 metode;
- peta pikiran dan
- sosio drama

dan hanya sempat mentrain siswa selama 1,5 jam juga, dan hanya memberikan 2 presentasi ;
- games targetting dan presentasi bikin life planning
- games human chess dan presentasi social rules

namun, ternyata materi yang saya adopt dari cara mengajar di international school itu, bisa memberikan efek yang begitu ajaib.. benar-benar tidak saya duga hasilnya langsung se-instant itu..

see? sekolah pinggiran saja bisa berhasil dalam waktu cepat dengan metode mengajar kreatif.

masih ragu pada pendidikan kreativitas? prestasi siswa anda taruhannya.

mengajar ala international school? mudah sekali kok..

kami dari tim CREA (course for rendering eminent achievers) yang dahulu dibesarkan di kampus UI Depok, kini telah membuka usaha mandiri, bebas biaya institusi (murah bagi anda yang membutuhkan training), kini membuka kesempatan untuk sekolah dan tim pengajar dari seluruh indonesia untuk mendapatkan metode mengajar ala international school. cukup training sebentar, hasilnya bisa diperoleh dalam waktu cepat, dan.. mengubah sekolah dari tempat yang membosankan menjadi sangat mengasyikkan..

biayanya.. ? murah sekali kok..

silahkan kirimkan pesan lewat gina.al.ilmi@gmail.com untuk keterangan lebih lanjut.

sukses ala international school dengan training murah? ayoo.. jangan ketinggalan....!

Friday, May 22, 2009

panduan memilih sekolah (atau untuk homeschooling) : KREATIVITAS




Panduan memilih sekolah (atau untuk tidak bersekolah)

Banyak orangtua berpendapat kurikulum sekarang amat memberatkan anak. Benarkah?

Guru yang ambisius? Sekolah yang ambisius? Kepala sekolah yang ambisius? Atau itu semua hanya soal ilmu yang berkembang?

Ada dua pilihan :
- Menyalahkan kemajuan ilmu pengetahuan karena membuat pendidikan begitu membebani?
- Atau..Menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan untuk membuat pendidikan hal yang menyenangkan.

Anak kelas 1 SD sekarang harus belajar tentang deret angka. Sementara dulu mungkin hanya harus belajar mengenali angka. Itu suatu hal yang berat? (bisa ada koor orangtua yang serempak menjawab “ya….!”)

Tapi. Tunggu dulu pak, bu..

Teknologi pendidikan sudah amat maju..

Bahkan hal seperti deret angka bisa dicerna juga kok oleh seorang anak kelas 1. Anda tak percaya?

Sekolah bagus haruslah memiliki kumpulan guru yang kreatif. Mereka yang mampu mengolah beban belajar menjadi materi bermain.

Dari pengalaman saya di sejumlah sekolah, guru, yayasan dan kepala sekolah adalah factor kunci yang menentukan berat tidaknya kurikulum disampaikan dan diajarkan.

Guru yang kreatif, bila berhadapan dengan kepala sekolah yang ambisius, bisa mengalami kesulitan. Kreativitasnya bisa terhambat.

Kepala sekolah yang kreatif dan cerdas, bisa memimpin guru-guru yang biasa saja dan merubahnya menjadi satu tim pengajar super kreatif, yang bisa membungkus pelajaran sekolah yang sulit menjadi mudah.

Ijinkan saya bercerita tentang tiga orang kawan yang saya dahulu saya kenal dengan dekat.

Yang pertama adalah pemilik yayasan dan juga kepala sekolah di sebuah sekolah islam terpadu.

Yang kedua adalah seorang lulusan pesantren yang kemudian diangkat menjadi kepala sekolah di sebuah sekolah islam pinggiran.

Dan yang ketiga adalah kepala sekolah dengan latar belakang sarjana sains.

Tapi.. ketiganya berhasil merubah sekolah ‘pinggiran’ menjadi tiga buah sekolah bergengsi di bogor, dengan angka nilai kelulusan yang menakjubkan.

Apa rahasia mereka? Ternyata hanya 1 : KREATIVITAS

Hingga kepala sekolah yang juga seorang trainer perempuan handal, berhasil merubah sekolah pinggir kota menjadi salah satu sekolah terbaik, dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri unggulan (juga swasta) yang ada dalam ranking terbaik di bogor, hanya dalam waktu yang singkat.

Hingga seorang lulusan pesantren berhasil menjadikan sekolah dengan hanya 3 ruang kelas menjadi sekolah bergengsi dan mewah (berkat dukungan donatur yang tertarik invest), hanya dalam waktu yang singkat juga.

Hingga sekolah yang hanya menyewa bekas sebuah restoran sunda, berhasil memiliki tanah sendiri dan membangun sekolah yang amat mengesankan. Lengkap dengan kolam renang dan wahana bermain yang menyenangkan.

Menakjubkan bukan? Dan itu hanya satu hal rahasianya : KREATIVITAS
Kreativitas, berhasil merubah kurikulum yg berat menjadi ringan.

Mereka bertiga, masing-masing menggunakan metode belajar sambil bermain. Jadi ucapkan selamat tinggal pada ruang kelas yang kaku dan guru-guru galak yang tidak memiliki kreativitas yang cukup.

Doktor psikologi yang membimbing saya membuka kelas untuk anak berbakat amat berhati-hati dalam membimbing saya, memperhatikan bahwa amat banyak muatan yang saya coba sampaikan.

Tapi semuanya bisa berjalan dengan baik. Tak ada yang tahu, kecuali saya dan anak2 didik itu, serta asisten saya, bahwa anak2 super cerdas yang saya ajar itu bahkan merasa tidak belajar sama sekali saat bersama saya. Bahkan saya ingat seorang anak di kelas itu melaporkan saya secara live ke ibunya, dengan menelepon saat di kelas, karena ia merasa saya tidak mengajarkannya apa-apa.

Ia baru sadar bahwa ia telah belajar, setelah ia membaca hasil laporan yang saya buat secara individual, dan.. berbalik menjadi hormat.

See? Seorang anak tak perlu menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu.. ia hanya perlu kita ajak bermain. Hanya saja, permainan tersebut harus dirancang untuk menyampaikan sesuatu. Itu saja kok..

Jadi bukan tidak sekolah-nya. Atau soal home schooling nya, yang akan memberi bobot pada proses pembelajaran. Tapi bagaimana cara mengajar, dan apa yang ingin diajarkan.

Bila yang ada dalam otak kita hanyalah sistem belajar yang kaku, bahwa si anak hanya mengerjakan tugas yang termuat di dalam buku yang dijadikan panduan (saja), tanpa ada sedikitpun upaya dari guru untuk kreatif. Dan ini bisa ditemui di sekolah bergengsi termahal sekalipun. Maka anak akan amat tertekan, terbebani, dan tidak bisa bermain! Sekalipun ia anda ajarkan sendiri di rumah.

Dari pengalaman saya sebagai guru dan membuat kurikulum, jawabannya ; itu bukan salah dari diknas, tapi kebijakan dari sekolah-lah yang membuat bobot kurikulum tersebut menjadi suatu masalah. Bagi anak, ataupun bagi orangtua. Bahkan bagi sekolah itu sendiri.

Kurikulumnya sendiri ringan kok. Coba saja anda minta kopinya. Anda akan kaget.

Masalahnya; sejumlah sekolah tidak mengandalkan kreativitas guru, tapi kreativitas penerbit buku dan para penulis. Mereka tentu saja tidak bisa menuliskan games-games disitu.. mereka hanya bisa membuat buku dan buku lagi..

Masalah yang ada adalah, bila guru dan kepala sekolah tidak kreatif, mereka akan mencoba membuat sekolah itu memiliki daya saing hanya dengan satu jalan; menggunakan sebanyak2nya buku paket, latihan soal dan lain-lain, untuk membebani anak dengan apa yang mereka bilang sebagai pendidikan.

Dan saran saya. Semahal apapun sekolah ini, jangan sekolahkan anak anda disana. Karena ia akan dicetak menjadi robot pembaca buku dengan hati yang kering dan pengalaman yang seret makna.

Saran saya untuk memilih sekolah hanya 1 : pilihlah sekolah yang kreatif, dengan guru-guru yang kreatif. Biasanya ini dimiliki oleh sekolah-sekolah baru, pinggiran, PAUD2 kreatif. Tapi berpotensi untuk menjadi maju. Dan.. libatkan diri anda dengan aktif sebagai orangtua. Berilah saran sebanyak2nya, belikan buku sebanyak2nya untuk sekolah2 itu (bila perlu).

Mengapa saya menuliskan ini? Karena saya banyak memiliki kawan kepala sekolah, dari sekolah-sekolah baru. Dan mereka berhasil maju karena bisa bekerjasama selaras dengan para orangtua. Dan ini adalah sebuah kemewahan yang tidak anda temukan di sekolah mahal. Mereka biasanya sudah amat baku, dan hanya terbuka sedikit ruang untuk kreativitas atau inovasi.

Bila anda terpaksa memilih sekolah mahal (karena alasan terserah anda); cek apakah mereka memiliki guru yang kreatif. Berkenalanlah dengan mereka. Lihat bagaimana anak anda belajar. Apakah anak anda menikmatinya atau tidak? Apakah anak anda merasa terbebani atau tidak?

Sekolah mahal biasanya dipilih karena fasilitas yang dimilikinya. Atau karena guru-guru internasionalnya. Atau karena apa? ya. Gengsi.

Tapi seorang ibu, orangtua dari anak berbakat yang pernah saya temui dalam suatu acara kampus di hotel mulia, bercerita bahwa ia memindahkan anaknya dari satu sekolah internasional, karena ke-kaku-an yang dimiliki sekolah itu, ke sekolah internasional lainnya, yang kalah populer tapi cukup manusiawi.

Apakah anda ingin memiliki anak yang kaku? Ya itu saya serahkan pada anda.
dan.. anak-anak super cerdas yang bisa menguasai 5-7 bahasa yang pernah bergaul dengan saya (saya lebih merasa menjadi kawan mereka dibanding menjadi seorang guru), toh bisa menguasai berbagai bahasa itu bukan karena dimana mereka bersekolah, tapi berkat travelling yang dilakukan orangtuanya bersama mereka kok.. juga karena bahasa ibu-bapaknya. Sekali lagi bukan karena sekolahnya. Tapi karena orangtuanya.
Sekalipun anak telah masuk sekolah, tugas orangtua tidak pernah selesai.

Happy learning, happy kids. Happy in education.. (jadi ingat tulisan sy sebelumnya tentang pendidikan kebahagiaan.. hem..)

good luck Putski..
(tulisan ini saya buat untuk sahabat sy yg sdg bingung menentukan sekolah untuk anaknya)

Semoga berguna..

Ps; bukan diktat, lks, dan PR atau buku paket kok yg bikin anak anda akan pintar atau tidak. Tapi guru yg kreatif, yg tidak perlu menggunakan salah satunya, untuk mengajarkan sesuatu pada anak anda, dan tetap membuat nilainya tinggi di ujian.

Belajar itu (buat anda yg masih tidak percaya pada kreativitas);
- Katakan; maka hanya 10-20% ilmu bisa terserap
- Contohkan; maka akan 30-60% ilmu bisa terserap
- Libatkan; maka akan 70-100% ilmu bisa terserap.

Monday, April 06, 2009

CREA kids

CREA kids adalah Course for Rendering Eminent Achievers, sebuah program pengembangan kreativitas yang ditujukan untuk mengembangkan bakat dan kecerdasan anak secara maksimal, dalam semua ranah kecerdasan majemuk, dengan berbagai pengayaan yang disesuaikan dengan kultur dan budaya Indonesia.

CREA kids telah dilaunching pada tahun 2005 di Universitas Indonesia, dengan Gina Al ilmi sebagai perancang dan pemilik program. pertama kali berada di bawah pusat keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kreativitas membuka berbagai peluang kemajuan untuk hidup yang penuh karya dan menyenangkan. Dengan memperluas teori kecerdasan berganda dari Howard Gardner, teori kreativitas bisa diperluas menjadi hingga berbagai ranah ekspresi kecerdasan majemuk, yang perlu dikembangkan pada seorang individu, untuk memperluas keterampilan, wahana berpikir dan produktivitasnya dalam berhadapan dengan berbagai tantangan hidup.

Program pengembangan kreativitas, bakat dan kecerdasan anak ini diselenggarakan untuk anak-anak dari berbagai jangka usia.
2-5 tahun (anak usia dini), dengan disertai oleh ibu/ayah (bergantian)
6-9 tahun (anak menengah)
10-12 tahun (anak akhir)
13-15 tahun (remaja awal)
15-18 tahun (Remaja)

Konten Kegiatan :
- Kids Project Management
- Penggalian potensi kreatif untuk 12 ranah ekspresi kreativitas
ranah ekspresi kreativitas itu adalah :
1. kreativitas Logika-sains (intellectual smart)
2. kreativitas Visual (art smart)
3. kreativitas Verbal (language smart)
4. Kreativitas Spasial (world smart)
5. Kreativitas Ekonomikal (economically smart)
6. Kreativitas Teknikal (technics smart)
7. Kreativitas Domestik (domestic smart)
8. Kreativitas Musikal (music smart)
9. Kreativitas Interpersonal (people smart)
10. Kreativitas Intrapersonal (heart smart)
11. Kreativitas Naturalistik (nature smart)
12. Kreativitas Kinestetik (body smart)
- Pengembangan Karakter (bonus buku sejarah hidup dan analisis karakter tokoh)
- Problem sensing (evaluasi per anak)
- Positive Life Habits
- Life Skill Development (communication, life vision, leadership, self management)
- Pengembangan Minat dan Bakat
- Aspirasi Karir Kreatif untuk anak

semua disajikan dengan metode games, kids project, dan active learning
Kurikulum CREA kids disesuaikan dengan kebutuhan anak menghadapi era globalisasi, dengan global perspective curriculum.

Kegiatan ini terbuka untuk penyelenggaraan kerjasama dengan sekolah sebagai kegiatan ekstra kurikuler atau untuk diselenggarakan di daerah perumahan.

Biaya : Rp. 400.000 per anak/bulan (4x pertemuan)
Jumlah peserta : 7-15 orang

Hubungi :
PUSAT KEBERBAKATAN UI
Fakultas Psikologi UI, Gedung B, lantai 2, Ruang 202
Kampus UI Depok, 16424
Telp. (021) 7270004/5 ext.1227
Fax. (021) 786-3526
HP : 0813-9903-2626

Sunday, June 24, 2007

Happy Science for Kids

Acara happy science for kids akan diselenggarakan untuk bulan Juni ini
pada tanggal : 30 Juni 2007
waktu, pukul : 09.00-12.00 wib
tempat : ruang B.110, lantai 2 Gedung B fakultas psikologi UI Depok
Tema : Dokter Kecil

Monday, February 05, 2007

ANUGERAH KEBERBAKATAN

Dalam Rangka Ulang Tahun ke-2 Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia akan menyelenggarakan sejumlah acara.
Acara ini akan bertempat di Auditorium Gd. H Lt. 4

Jenis Acara
1. Perayaan Ulang Tahun ke-2
Pemotongan Tumpeng oleh Ketua Pusat Keberbakatan Dr. Reni Akbar-Hawadi
dan Pembacaan Doa oleh Drs. Gagan Hartana M.Psi
Waktu : 09.00-10.00 wib

2. Gelar Keberbakatan
Berbagai Acara dari Siswa Akselerasi tingkat SMP dan SMU dari Jakarta
Waktu : 10.00-11.00 wib
Pementasan akan dipersembahkan oleh :
Senat Mahasiswa (AAJ) : Tari Jepang
SMPN 11 Jakarta : Vocal Group diiringi piano
SMPN 19 Jakarta : Drama
SMPN 252 Jakarta : Piano dan Biola
SMPN 49 Jakarta : Menyanyi diiringi piano
SMPN 41 Jakarta : Medley
SMPN 115 Jakarta : Puisi dan nyanyian solo
Senat Mahasiswa Psi UI : Gitar Klasik
serta
Berbagi Cerita dari Peraih Medali Olimpiade Pertama dari Indonesia, Lilies Handayani.

3. Anugerah Keberbakatan
Pemberian Award Anugerah Keberbakatan kepada sejumlah tokoh pelopor, perintis dan penggerak keberbakatan di Indonesia
Waktu : 11.00-12.00 wib

4. Pameran Fakultas se-UI
Seluruh fakultas dari Universitas Indonesia akan mengadakan Pameran Fakultas dalam sejumlah stand. Mereka akan mempresentasikan ilmu yang mereka pelajari dan kegiatan yang mereka miliki dari masing-masing fakultas.

5. Gathering Siswa Akselerasi se-Jakarta dalam bentuk Outbound di Hutan UI
Paket kegiatan luar ruangan (outdoor) diselenggarakan untuk menyatukan hati anak-anak berbakat dalam satu kegiatan yang menyenangkan.
Biaya : Rp. 100.000,- (sertifikat, topi, makan siang, goodie bags)

6. Talkshow "Fenomena Indigo"
Temu wicara yang menghadirkan Psikiater dan anak dengan fenomena Indigo beserta orangtuanya. Seperti apakah kekuatan paranormal yang dimiliki oleh anak Indigo ini? Bagaimana Indigo menurut segi psikiatri?
Biaya : Rp. 50.000,- (sertifikat, snack, materi)

Friday, February 02, 2007

WORKSHOP ASOSIASI PSIKOLOG SEKOLAH INDONESIA

Untuk pertama kalinya, akan diadakan WORKSHOP Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia
dengan Tema : Optimalisasi Prestasi Belajar Melalui Pengenalan Gaya Belajar Individu

Pembicara : Dr. Reni Akbar Hawadi, Psi
Tempat di : Ruang Indofood 2 Gd. H Lt. 1
Fakultas Psikologi UI Depok
Hari/Tanggal: Sabtu, 10 Februari 2007
Waktu : 09.00-12.00 wib

Kontribusi Peserta : Rp. 100.000,- (Snack, Makalah, Sertifikat)

Informasi
&
Pendaftaran : LINA (081585034968) Pusat Keberbakatan, Gd. B Lt. 2
7863523 ext, 1227 Fakultas Psikologi UI Depok